Komunikaty PR

City of Sunnyvale Advances Digital Procurement Strategy with PlanetBids Partnership

2025-06-12  |  19:55:05

The transition marks a strategic move toward more efficient, transparent, and inclusive procurement processes for bid and vendor management.

The ability to piggyback off other area contracts helped Sunnyvale get approval quickly, with the understanding that likeminded agencies find more efficiency and cost savings using PlanetBids.”
— David DiGiacomo, Chief Executive Officer
SUNNYVALE, CA, UNITED STATES, June 12, 2025 /EINPresswire.com/ -- The City of Sunnyvale, at the heart of Silicon Valley, has partnered with PlanetBids to modernize and streamline its procurement operations. This transition marks a strategic move toward more efficient, transparent, and inclusive procurement processes through the implementation of PlanetBids for Bid and Vendor Management.

As one of the Bay Area’s most dynamic cities, Sunnyvale continues to position itself as a leader in digital transformation. The adoption of PlanetBids aligns with the City's broader commitment to smart planning, innovation, and community development as laid out in the Sunnyvale Economic Development Strategic Plan (EDSP), approved by City Council on February 27, 2024.

The EDSP outlines four strategic priorities that will guide the City’s economic development efforts. The partnership with PlanetBids supports these goals by:

Expanding Vendor Access and Transparency: PlanetBids opens doors to a wider vendor pool, supporting Sunnyvale’s initiatives to prioritize regional collaboration and equitable access to procurement opportunities.

Streamlining Processes for Business Support: The platform simplifies procurement operations, assisting small to medium-sized non-retail businesses in navigating the bid process digitally and gaining visibility with the City.

Improving Efficiency in Development and Review: With centralized bid and vendor management, internal staff can more easily manage project workflows and ensure smooth vendor engagement and communication.

Contributing to Retail Vibrancy and Local Economic Growth: More accessible procurement practices help ensure diverse, qualified vendors can more readily participate in City initiatives.

“We are truly honored to welcome the City of Sunnyvale to our growing family of municipal clients in California,” said David DiGiacomo, Chief Executive Officer at PlanetBids. “We’re grateful for their trust in our system and pleased that the ability to leverage existing regional contracts made the approval process more seamless. It’s rewarding to see forward-thinking agencies like Sunnyvale embracing the efficiency and cost-saving benefits PlanetBids delivers.”

Vendors interested in doing business with the City of Sunnyvale can register for free and explore bid opportunities on the City's Business and Development page.

About the City of Sunnyvale

Located in the heart of Silicon Valley, the City of Sunnyvale is known for its vibrant community, thriving economy, and long-standing leadership in public innovation. With a population of approximately 158,000, Sunnyvale combines world-class economic opportunity with strong neighborhoods, top-tier public safety, and a commitment to sustainability and smart urban planning. The City is consistently ranked at the top of the nation’s safest and is home to more than 8,000 businesses, including icons in tech, manufacturing, retail, and R&D. For more information, visit the City of Sunnyvale website.

About PlanetBids

PlanetBids is a trusted provider of end-to-end procurement solutions designed by procurement experts to help optimize purchasing processes for public and private sector organizations. With a focus on expanding vendor engagement, enhancing transparency, improving sustainability, and simplifying procurement workflows, PlanetBids helps agencies modernize operations and drive measurable results. For more information, visit the PlanetBids website.

Kath Fields
PlanetBids
+1 818-992-1771
email us here

Legal Disclaimer:

EIN Presswire provides this news content "as is" without warranty of any kind. We do not accept any responsibility or liability for the accuracy, content, images, videos, licenses, completeness, legality, or reliability of the information contained in this article. If you have any complaints or copyright issues related to this article, kindly contact the author above.

Newseria nie ponosi odpowiedzialności za treści oraz inne materiały (np. infografiki, zdjęcia) przekazywane w „Biurze Prasowym”, których autorami są zarejestrowani użytkownicy tacy jak agencje PR, firmy czy instytucje państwowe.
Ostatnio dodane
komunikaty PR z wybranej przez Ciebie kategorii
EIN Newswire BRAK ZDJĘCIA
2025-08-21 | 12:55:06

Perekonomian Indonesia Melaju, Rasa Optimistis Meredup: 'Vibecession' di Depan Mata

Pertumbuhan ekonomi Indonesia berbanding terbalik dengan sentimen publik yang menurun, disimbolkan oleh garis tren naik dan turun yang saling berpotongan di atas bendera nasional.EBC Financial Group Peringatkan Risiko “Vibecession” Meski Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II Tembus 5,12%, Konsumen dan Dunia Usaha Tetap Waspada.INDONESIA, August 21, 2025 /EINPresswire.com/ -- Perekonomian Indonesia melesat 5,12% secara tahunan pada kuartal II 2025, laju tercepat sejak pertengahan 2023. Lonjakan ini didorong oleh kuatnya arus investasi dan aktivitas ekspor menjelang penerapan tarif baru oleh Amerika Serikat. Capaian tersebut melampaui perkiraan, dengan investasi naik hampir 7% sepanjang kuartal ini dan ekspor meningkat seiring langkah antisipasi pelaku usaha menghadapi kebijakan dagang baru. Analis EBC Financial Group (EBC) menyebut fenomena ini sebagai contoh klasik “vibecession”, saat data ekonomi menunjukkan pertumbuhan, namun sentimen konsumen dan pelaku usaha justru melemah. Guncangan Tarif AS Ubah Peta Ekspor Udang RI Pengenaan tarif 19% oleh Amerika Serikat terhadap udang asal Indonesia, yang sebelumnya menjadi komoditas ekspor perikanan terbesar RI ke Negeri Paman Sam, diprediksi bakal mengubah arah arus perdagangan secara signifikan. Pelaku industri memperkirakan pengiriman ke AS akan anjlok, sementara eksportir mulai bersiap mengalihkan pasokan ke pasar Cina, yang saat ini baru menyerap sekitar 2% ekspor udang nasional. Analis EBC memproyeksikan kebijakan tarif ini berpotensi memangkas volume ekspor hingga 30%, dengan risiko hilangnya satu juta lapangan kerja di sektor tersebut. “Mesin pertumbuhan Indonesia masih berjalan, tapi medannya makin rumit,” kata Samuel Hertz, Kepala APAC EBC Financial Group. “Gesekan perdagangan luar negeri, pelemahan belanja rumah tangga, dan kehati-hatian investasi kini bergerak bersamaan. Kombinasi ini akan menguji daya tahan laju ekspansi ekonomi.” Permintaan Domestik Melemah Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengingatkan banyak perusahaan kini berada dalam “mode bertahan hidup”. Rencana ekspansi ditunda, fokus beralih ke pengetatan biaya. Indeks Kepercayaan Konsumen Indonesia merosot ke level 117,5 pada Mei, terendah sejak 2022, menandakan kekhawatiran yang makin dalam terhadap daya beli dan ketahanan ekonomi. Meski sebagian rumah tangga masih menyimpan optimisme hati-hati, pendapatan riil dan rasa aman dalam pekerjaan perlahan tergerus. Di ritel, perlambatan mulai terasa. SCMP melaporkan, pusat-pusat perbelanjaan di Jakarta tampak ramai, namun sebagian besar hanyalah “pengintip etalase”, bukan pembeli. Seorang pemilik restoran di Jakarta menyebut jumlah pelanggan hariannya turun lebih dari 50%. Banyak tamu kini melewatkan pesanan tambahan seperti minuman atau pencuci mulut. Untuk menarik mereka kembali, harga terpaksa dipangkas hingga 20%. Respons Kebijakan: Ruang untuk Stimulus dan Menjaga Stabilitas Inflasi tahunan pada Juli 2025 tercatat 2,37%, sementara inflasi inti melandai ke 2,32%, terendah dalam tujuh bulan terakhir. Angka ini mencerminkan lemahnya permintaan domestik. Keduanya masih berada dalam kisaran target Bank Indonesia, yakni 1,5–3,5%, memberi ruang bagi otoritas moneter untuk bertindak jika kondisi ekonomi kembali melemah. APBN 2025 mematok inflasi di angka 2,5% dan defisit fiskal maksimal 2,53% dari PDB, level yang dinilai masih aman menurut standar internasional. Kombinasi inflasi terkendali dan disiplin fiskal ini memberi ruang bagi pemerintah untuk menggelontorkan stimulus terarah jika momentum pertumbuhan mulai melemah. Namun, analis EBC mengingatkan, stimulus saja tidak cukup menutup “jurang kepercayaan” di pasar. Peningkatan konsumsi dan investasi yang lebih berkelanjutan kemungkinan baru akan tercapai lewat reformasi struktural yang lebih dalam, mulai dari memperkuat jaring pengaman sosial, meningkatkan fleksibilitas pasar tenaga kerja, hingga memberi kepastian regulasi yang lebih jelas bagi investor domestik maupun asing. Pasar Bersiap Hadapi Manuver Pemerintah Pemerintah turun tangan meredam kenaikan harga minyak goreng dan menjaga pasokan dalam negeri, langkah yang kini diamati ketat oleh pelaku pasar. Otoritas perdagangan memerintahkan produsen sawit menaikkan Domestic Market Obligation (DMO) menjadi 175 ribu ton minyak goreng per bulan hingga akhir tahun, dari rata-rata 157.500 ton pada kuartal II, dan sempat melonjak ke 204.559 ton pada Juli. Penambahan pasokan lokal ini ditujukan menekan harga minyak goreng merek Minyakita yang belakangan diperdagangkan di level Rp16.699 per liter, di atas harga eceran tertinggi. Meski mengutamakan stabilitas dalam negeri, kebijakan ini bisa memperketat ketersediaan untuk ekspor, berpotensi mengubah arus perdagangan minyak nabati global dan menekan margin perusahaan eksportir. Langkah ini menegaskan kehati-hatian pemerintah menyeimbangkan keterjangkauan harga di dalam negeri dengan daya saing di pasar internasional, sebuah manuver yang memicu volatilitas baru di pasar saham dan valuta yang terkait komoditas. Analis EBC menilai, perusahaan yang mengandalkan pendapatan ekspor, terutama di sektor pengolahan minyak sawit dan pelayaran, berpotensi mengalami tekanan laba. Sebaliknya, sektor yang terkait kebutuhan pokok dalam negeri justru bisa diuntungkan, jika kebijakan mampu menjaga pasokan dan harga tetap terjangkau seperti yang diharapkan. Menatap ke Depan: Ujian Ketahanan Ekonomi Data kuartal II menunjukkan laju ekonomi Indonesia masih berada di jalur positif. Namun, muncul tanda tanya: apakah momentum ini bisa terjaga? Analis EBC menyoroti dua faktor krusial, mampukah konsumsi domestik kembali menguat, dan akankah sentimen investor tetap stabil tanpa reformasi struktural yang lebih dalam. Dalam jangka panjang, daya tahan ekonomi kemungkinan akan ditentukan oleh pergeseran bertahap dari stimulus jangka pendek menuju pertumbuhan yang lebih berkelanjutan dan berbasis produktivitas. Disclaimer: Artikel ini merupakan hasil pengamatan EBC Financial Group beserta seluruh entitas globalnya. Bukan merupakan saran finansial atau investasi. Perdagangan komoditas dan valuta asing (FX) memiliki risiko tinggi, termasuk potensi kerugian yang dapat melampaui modal awal. Konsultasikan dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan perdagangan atau investasi. EBC Financial Group dan entitasnya tidak bertanggung jawab atas kerugian yang timbul dari penggunaan informasi ini. Untuk analisis pasar komoditas lainnya, kunjungi www.ebc.site.
EIN Newswire BRAK ZDJĘCIA
2025-08-21 | 12:55:06

Wilson Partners to Host 'Fit to Fund' Event, Empowering Cambridge Start-ups to Become Investor-Ready

Fit to Fund Event HeaderFit to Fund InfoWilson Partners, a leading accounting and business advisory firm, is set to host a Cambridge Tech Week event to help tech start-ups become investor-ready.We want to equip entrepreneurs with the knowledge
EIN Newswire BRAK ZDJĘCIA
2025-08-21 | 12:55:06

The Non-Hormonal Niche: Contraceptive Sponge Market to Reach US$ 265.2 M by 2035 Amidst Shifting Preferences

Contraceptive Sponge MarketContraceptive Sponge Market Valued at US$ 181.6 Mn in 2024, the market is projected to grow at a Compound Annual Growth Rate (CAGR) of 3.2% from 2025 to 2035Contraceptive Sponge Market Valued at US$ 181.6 Mn in 2024,

Więcej ważnych informacji

Jedynka Newserii

Jedynka Newserii

Kongres Profesjonalistów Public Relations

Finanse

K. Gawkowski: Polska w cyfrowej transformacji gospodarki awansowała do pierwszej ligi w Europie. 2,8 mld zł z KPO jeszcze ten proces przyspieszy

Uruchomiony na początku lipca przez Ministerstwo Cyfryzacji i BGK program „KPO: Pożyczka na cyfryzację” cieszy się dużym zainteresowaniem. Samorządy, uczelnie oraz firmy mogą wnioskować o wsparcie finansowe dla inwestycji w transformację cyfrową, m.in. modernizację infrastruktury czy cyberbezpieczeństwo. W sumie na ten cel trafi 2,8 mld zł (650 mln euro). Ze względu na krótki czas naboru obie instytucje organizują w poszczególnych województwach warsztaty dla wnioskodawców, które mają rozwiać ich wątpliwości przy przygotowywaniu wniosków.

Prawo

Koszty certyfikacji wyrobów medycznych sięgają milionów euro. Pacjenci mogą stracić dostęp do wyrobów ratujących życie

Od 2027 roku wszystkie firmy produkujące wyroby medyczne w Unii Europejskiej będą musiały posiadać certyfikat zgodności z rozporządzeniem MDR (Medical Devices Regulation). Nowe przepisy wprowadzają dużo ostrzejsze wymagania w zakresie dokumentacji, badań klinicznych oraz procedur certyfikacyjnych. Branża ostrzega, że część małych i średnich producentów nie zdąży się dostosować. Problemem jest także wysoki koszt i długi czas uzyskiwania certyfikatów. W konsekwencji z rynku mogą zniknąć urządzenia ratujące życie.

Infrastruktura

Nowe przepisy o ochronie ludności cywilnej wprowadzają obowiązkowe elastyczne zbiorniki na wodę. Mają one służyć w razie suszy, pożarów czy wybuchu wojny

Samorządy będą musiały posiadać m.in. elastyczne zbiorniki na wodę pitną i przenośne magazyny wody przeciwpożarowej. To element odpowiedniego przygotowania zasobów na wypadek sytuacji kryzysowych, kataklizmów czy wybuchu konfliktu, wprowadzony nowymi przepisami o ochronie ludności. Eksperci podkreślają, że tego typu rozwiązania to innowacyjne produkty, które nie tylko ułatwiają logistykę w sytuacjach kryzysowych, ale także mogą znacząco skrócić czas reakcji służb ratunkowych.

Partner serwisu

Instytut Monitorowania Mediów

Szkolenia

Akademia Newserii

Akademia Newserii to projekt, w ramach którego najlepsi polscy dziennikarze biznesowi, giełdowi oraz lifestylowi, a  także szkoleniowcy z wieloletnim doświadczeniem dzielą się swoją wiedzą nt. pracy z mediami.