Komunikaty PR

Penutupan Tambang di Raja Ampat Soroti Isu ESG dan Arah Kebijakan di Pasar Nikel - Laporan EBC Financial Group

2025-07-02  |  12:55:15
Sebuah gambar terbagi menampilkan kontras antara keindahan terumbu karang Raja Ampat dan area tambang nikel berskala industri di sisi lain—mewakili tarik-ulur antara kepentingan konservasi lingkungan dan ambisi pembangunan ekonomi berbasis komoditas. – EBC

Seiring Indonesia memperketat pengawasan tambang nikel di Raja Ampat, EBC Financial Group menyoroti harga konservasi, dari risiko kebijakan, tekanan rantai pasok global, hingga sentimen pasar yang makin sensitif terhadap arah regulasi.

Langkah tegas pemerintah menutup tambang di Raja Ampat kembali membuka perdebatan soal komitmen ESG dan arah regulasi nikel nasional.

INDONESIA, July 2, 2025 /EINPresswire.com/ -- Keputusan pemerintah mencabut izin tambang di Raja Ampat jadi sorotan global. Bukan hanya soal komitmen lingkungan, tapi juga dampaknya ke pasar nikel dunia.

Sebagai penghasil nikel terbesar, menguasai sekitar 51 persen pasokan global—Indonesia kini menghadapi ketidakpastian baru setelah empat izin tambang di kawasan konservasi laut yang dilindungi UNESCO itu resmi dicabut. Langkah ini mendapat dukungan luas dari kelompok lingkungan, yang menilai Raja Ampat harus bebas dari ancaman eksploitasi tambang.

Namun, di luar zona perlindungan, satu proyek besar tetap berjalan. Di sisi lain, perusahaan yang terkena pencabutan izin mulai menempuh jalur hukum demi membalikkan keputusan. Para pelaku pasar kini mencermati potensi efek berantai terhadap pasokan dan harga nikel, komoditas krusial dalam rantai pasok baterai kendaraan listrik dunia.

“Kasus Raja Ampat menunjukkan semakin kuatnya keterkaitan antara faktor ESG, kepentingan masyarakat lokal, dan dinamika pasar global,” kata David Barrett, CEO EBC Financial Group (UK) Ltd. “Bagi pelaku pasar dan investor, ini jadi peringatan bahwa pasar komoditas, terutama di sektor strategis seperti nikel, sangat rentan terhadap tekanan kebijakan lingkungan.”

Meski Raja Ampat bukan wilayah produksi utama, keputusan ini mencerminkan pergeseran kebijakan Indonesia menuju tata kelola lingkungan yang lebih ketat. Sinyal ini penting bagi investor yang mencermati arah jangka panjang kebijakan di sektor komoditas.

Mengapa Penting bagi Pelaku Pasar

"Trader perlu waspada, bukan hanya terhadap volatilitas harga komoditas, tapi juga potensi dampaknya terhadap rupiah, pasar saham, hingga profil risiko ESG Indonesia secara keseluruhan," kata David Barrett, CEO EBC Financial Group (UK) Ltd. Ia menilai, reli harga nikel belakangan ini bisa menutupi risiko volatilitas yang lebih dalam, terutama jika ketidakpastian hukum dan arah kebijakan terus bergulir dan mengganggu ekspektasi sisi pasokan.

Sebagai penyumbang sekitar 6,8 persen dari total ekspor nasional pada 2024, nikel memainkan peran penting dalam surplus dagang Indonesia. Penurunan produksi akibat pencabutan izin bisa berdampak pada penurunan pendapatan ekspor, memberi tekanan tambahan pada nilai tukar rupiah (USD/IDR), dan memperlebar defisit transaksi berjalan. Bagi trader, ini berarti ada dua sisi risiko: gejolak jangka pendek di pasar valuta asing, serta potensi perubahan asumsi kebijakan moneter dalam jangka menengah.

Menurut Investing News Network, harga nikel sempat anjlok ke titik terendah dalam lima tahun pada kuartal I 2025—turun hingga di bawah US$15.000 per metrik ton, dipicu kelebihan pasokan dari Indonesia dan kekhawatiran atas tarif dari Amerika Serikat. Meski kini harga kembali naik ke kisaran US$16.700 per ton, pergerakan ini mencerminkan betapa sensitifnya pasar terhadap guncangan pasokan dan kebijakan pemerintah.

Langkah Indonesia menutup tambang di Raja Ampat menambah lapisan ketidakpastian baru, bukan sekadar soal volume produksi, tapi juga soal kepercayaan investor dan kejelasan arah regulasi. Jika sengketa hukum makin meluas atau terjadi pengurangan pasokan lebih lanjut, pasar bisa saja merespons secara agresif, dan memicu lonjakan harga berikutnya.

Dengan meningkatnya pengawasan dari dana-dana global berbasis ESG terhadap sumber nikel, EBC menekankan pentingnya trader memantau perkembangan pasar sekaligus sinyal politik, karena dua hal ini akan menjadi penentu utama arah harga ke depan.

Indonesia, Pusat Nikel Global

Sepanjang 2024, Indonesia memproduksi sekitar 2,2 juta metrik ton nikel olahan, lebih dari separuh total pasokan global. Dominasi ini menempatkan Indonesia sebagai pemain paling berpengaruh di pasar nikel dunia. Artinya, setiap gangguan pasokan dari Indonesia berdampak langsung ke rantai pasok global, terutama untuk industri baterai kendaraan listrik dan manufaktur baja nirkarat, yang hingga kini masih menyerap lebih dari dua pertiga permintaan nikel global.

Meski permintaan jangka panjang terus didorong oleh produksi baterai, kebutuhan terbesar terhadap nikel saat ini tetap berasal dari sektor baja nirkarat. Sekitar 75 persen jenis baja nirkarat membutuhkan nikel untuk menjaga struktur aloinya tetap stabil. Artinya, nikel menjadi bahan vital bagi industri berat, mulai dari otomotif, konstruksi, makanan dan minuman, alat kesehatan, minyak dan gas, hingga kedirgantaraan dan infrastruktur energi.

Gangguan pasokan yang berkepanjangan dari Indonesia berpotensi memperketat ketersediaan global, meningkatkan biaya produksi, memperlambat laju industri, dan memicu tekanan inflasi di sektor komoditas industri secara lebih luas.

Untuk wawasan lebih lanjut tentang pasar komoditas, kunjungi www.ebc.site.

Tentang EBC Financial Group

Didirikan di distrik keuangan terkemuka di London, EBC Financial Group (EBC) adalah merek global yang dikenal akan keahliannya dalam pialang keuangan dan manajemen aset. Melalui entitas teregulasi yang beroperasi di berbagai yurisdiksi keuangan utama, termasuk Inggris, Australia, Kepulauan Cayman, Mauritius, dan lainnya, EBC memungkinkan investor ritel, profesional, dan institusional untuk mengakses berbagai pasar global dan peluang perdagangan, termasuk mata uang, komoditas, saham, dan indeks. 

Telah diakui dengan berbagai penghargaan, EBC berkomitmen untuk menegakkan standar etika dan anak perusahaan ini berlisensi dan teregulasi dalam yurisdiksi masing-masing. EBC Financial Group (UK) Limited teregulasi oleh Otoritas Perilaku Keuangan Inggris (FCA); EBC Financial Group (Cayman) Limited teregulasi oleh Otoritas Moneter Kepulauan Cayman (CIMA); EBC Financial Group (Australia) Pty Ltd, dan EBC Asset Management Pty Ltd teregulasi oleh Komisi Sekuritas dan Investasi Australia (ASIC); EBC Financial (MU) Ltd terotorisasi dan teregulasi oleh Komisi Layanan Keuangan Mauritius (FSC). 

Inti dari EBC adalah tim yang terdiri dari para veteran industri dengan pengalaman lebih dari 40 tahun di berbagai lembaga keuangan besar. Telah melewati berbagai siklus ekonomi utama dari Plaza Accord dan krisis franc Swiss tahun 2015 hingga gejolak pasar akibat pandemi COVID-19. Kami menumbuhkan budaya yang mengutamakan integritas, rasa hormat, dan keamanan aset klien, serta memastikan bahwa setiap hubungan investor ditangani dengan sangat serius sebagaimana mestinya. 

Sebagai Mitra Valuta Asing Resmi FC Barcelona, EBC menyediakan layanan khusus di seluruh Asia, LATAM, Timur Tengah, Afrika, dan Oseania. Melalui kemitraannya dengan United to Beat Malaria, perusahaan ini berkontribusi pada inisiatif kesehatan global. EBC juga mendukung rangkaian keterlibatan publik 'What Economists Really Do' oleh Departemen Ekonomi Universitas Oxford, yang membantu mengungkap misteri ekonomi dan penerapannya pada tantangan sosial utama, serta mendorong pemahaman dan dialog publik yang lebih besar. 

https://www.ebc.site/ 

Michelle Siow
EBC Financial Group
+60 163376040
michelle.siow|ebc.com| |michelle.siow|ebc.com
Visit us on social media:
LinkedIn
Instagram
Facebook
YouTube
X
Other

Legal Disclaimer:

EIN Presswire provides this news content "as is" without warranty of any kind. We do not accept any responsibility or liability for the accuracy, content, images, videos, licenses, completeness, legality, or reliability of the information contained in this article. If you have any complaints or copyright issues related to this article, kindly contact the author above.

Newseria nie ponosi odpowiedzialności za treści oraz inne materiały (np. infografiki, zdjęcia) przekazywane w „Biurze Prasowym”, których autorami są zarejestrowani użytkownicy tacy jak agencje PR, firmy czy instytucje państwowe.
Ostatnio dodane
komunikaty PR z wybranej przez Ciebie kategorii
EIN Newswire BRAK ZDJĘCIA
2025-07-03 | 02:55:05

Civil Rights Icon Charles D. Neblett, PhD, Denied Critical Cancer Care Coverage Despite July 1 Medicare Policy Change

Dr. Charles D. Neblett, co-founder of the SNCC Freedom Singers and civil rights icon. Neblett is currently battling stage 4 prostate cancer while leading the national Black Prostate Check Challenge™ campaign to spotlight health
EIN Newswire BRAK ZDJĘCIA
2025-07-03 | 02:55:05

World Class Recording Artists to Perform at SoNo Collection July 3rd Rooftop Party Sponsored by Factory Underground Tech

Factory Underground TechWilson Showtime Services of NYStar Spangled Rooftop Party July 3 2025Factory Underground Tech is proud to present a spectacular musical line up to perform at the SoNo Collection Star Spangled Rooftop Party on July 3, at
EIN Newswire BRAK ZDJĘCIA
2025-07-03 | 02:55:05

Drawlux Celebrates 15,000 Custom Pet Portraits Created for Customers Worldwide

A custom pet portrait by DrawLux, celebrating its 15,000th order milestone.Another example of DrawLux’s hand-crafted digital dog portraits, delivered with a 24-hour turnaround.Vancouver‑based Drawlux marks a global milestone with fast

Więcej ważnych informacji

Jedynka Newserii

Jedynka Newserii

Kongres Profesjonalistów Public Relations

Polityka

Unijne mechanizmy ułatwiają zwiększenie wydatków na obronność przez europejskie kraje NATO. Ważnym aspektem infrastruktura podwójnego zastosowania

Wydatki na obronność w krajach NATO mają wzrosnąć do 2035 roku do 5 proc. PKB. W dużej mierze będzie to możliwe dzięki Unii Europejskiej, która stworzyła ramy umożliwiające krajom członkowskim realizację celów NATO w zakresie obronności, nie tylko poprzez finansowanie i inwestycje, ale także poprzez elastyczność budżetową. – To pełna synergia, można powiedzieć, że Unia Europejska współfinansuje razem z państwami członkowskimi cele zdolnościowe NATO – ocenia Paweł Zalewski, sekretarz stanu w Ministerstwie Obrony Narodowej.

Ochrona środowiska

Rusza budowa lądowej infrastruktury dla projektów Bałtyk 2 i Bałtyk 3. Prąd z tych farm wiatrowych popłynie w 2027 roku

Ruszyła budowa lądowej infrastruktury dla morskich farm wiatrowych Bałtyk 2 i Bałtyk 3 rozwijanych przez Equinor i Grupę Polenergia. To przede wszystkim baza serwisowa w Łebie i dwie stacje elektroenergetyczne. Jednocześnie trwają przygotowania do rozpoczęcia prac na morzu. Pierwszy prąd z obu projektów popłynie w 2027 roku, a w kolejce czeka morska farma wiatrowa Bałtyk 1 – największy i najbardziej zaawansowany projekt II fazy rozwoju offshore.

Edukacja

Uczelnie zaczynają wspólnie walczyć ze zjawiskiem mobbingu i dyskryminacji. Ruszają badania nad skalą problemu

Szkoły wyższe chcą aktywniej walczyć ze zjawiskiem mobbingu i dyskryminacji zarówno wobec pracowników, jak i studentów. W ramach projektu Bezpieczna Uczelnia będą się wymieniać dobrymi praktykami w zakresie polityki antymobbingowej. Zostaną przeprowadzone także badania na temat obecnej sytuacji w środowisku akademickim. Dotychczasowe badania prowadzone przez Fundację Science Watch Polska wskazują, że mobbing to dość powszechne zjawisko na uczelniach, które przybiera charakterystyczne dla środowiska formy.

Partner serwisu

Instytut Monitorowania Mediów

Szkolenia

Akademia Newserii

Akademia Newserii to projekt, w ramach którego najlepsi polscy dziennikarze biznesowi, giełdowi oraz lifestylowi, a  także szkoleniowcy z wieloletnim doświadczeniem dzielą się swoją wiedzą nt. pracy z mediami.