Komunikaty PR

AGII Unveils Autonomous Contract Tools For Next-Gen Web3 System Intelligence

2025-06-04  |  08:55:06
AI on Web3

Empower your creativity with AGII – your AI Web3 companion

New smart contract tools unlock real-time decision-making and infrastructure resilience through advanced AI logic.

SEATTLE, WA, UNITED STATES, June 4, 2025 /EINPresswire.com/ -- AGII has announced the release of its latest autonomous smart contract tools designed to push the boundaries of decentralized intelligence. Built to support real-time logic execution and adaptive infrastructure, these AI-powered enhancements mark a pivotal step in AGII’s mission to advance secure and scalable Web3 automation.

The newly launched contract tools allow decentralized applications to operate with real-time responsiveness, driven by AI that continuously learns and adapts. By embedding intelligence directly into blockchain processes, AGII eliminates latency and manual oversight, empowering developers to deploy smarter, self-governing smart contracts. This upgrade strengthens both the speed and integrity of on-chain logic, critical for mission-critical and high-volume decentralized systems.

AGII’s autonomous frameworks are tailored for dynamic Web3 infrastructure. From optimizing contract logic flows to enhancing security with predictive monitoring, the tools are designed for next-gen performance across multi-chain networks. As demand for decentralized AI grows, AGII positions itself as the foundation for future-ready dApps and protocol-level automation, where human intervention becomes optional and performance is constant.

By fusing AI logic with decentralized frameworks, AGII continues to define what’s possible for the Web3 ecosystem. These tools not only improve the functional intelligence of smart contracts but also ensure their scalability and adaptability across use cases—from DeFi to decentralized governance and beyond.

About AGII
AGII develops advanced AI systems designed to automate, optimize, and secure blockchain-based infrastructures. Its autonomous tools serve as the backbone for next-generation Web3 applications, enabling smarter, self-adjusting contract logic and adaptive execution in real time.

Dorothy Marley
KaJ Labs
+ +1 707-622-6168
email us here

Legal Disclaimer:

EIN Presswire provides this news content "as is" without warranty of any kind. We do not accept any responsibility or liability for the accuracy, content, images, videos, licenses, completeness, legality, or reliability of the information contained in this article. If you have any complaints or copyright issues related to this article, kindly contact the author above.

Newseria nie ponosi odpowiedzialności za treści oraz inne materiały (np. infografiki, zdjęcia) przekazywane w „Biurze Prasowym”, których autorami są zarejestrowani użytkownicy tacy jak agencje PR, firmy czy instytucje państwowe.
Ostatnio dodane
komunikaty PR z wybranej przez Ciebie kategorii
EIN Newswire BRAK ZDJĘCIA
2025-07-02 | 12:55:15

Recruit Umeda by Good Place Wins Silver in A' Interior Design Awards

Recruit UmedaGood Place's Innovative Office Design Honored for Fostering Connections and Embodying Osaka's Unique Character COMO, CO, ITALY, July 2, 2025 /EINPresswire.com/ -- The A' Design Award, a highly prestigious recognition in
EIN Newswire BRAK ZDJĘCIA
2025-07-02 | 12:55:15

Penutupan Tambang di Raja Ampat Soroti Isu ESG dan Arah Kebijakan di Pasar Nikel - Laporan EBC Financial Group

Seiring Indonesia memperketat pengawasan tambang nikel di Raja Ampat, EBC Financial Group menyoroti harga konservasi, dari risiko kebijakan, tekanan rantai pasok global, hingga sentimen pasar yang makin sensitif terhadap arah regulasi.Langkah tegas pemerintah menutup tambang di Raja Ampat kembali membuka perdebatan soal komitmen ESG dan arah regulasi nikel nasional.INDONESIA, July 2, 2025 /EINPresswire.com/ -- Keputusan pemerintah mencabut izin tambang di Raja Ampat jadi sorotan global. Bukan hanya soal komitmen lingkungan, tapi juga dampaknya ke pasar nikel dunia. Sebagai penghasil nikel terbesar, menguasai sekitar 51 persen pasokan global—Indonesia kini menghadapi ketidakpastian baru setelah empat izin tambang di kawasan konservasi laut yang dilindungi UNESCO itu resmi dicabut. Langkah ini mendapat dukungan luas dari kelompok lingkungan, yang menilai Raja Ampat harus bebas dari ancaman eksploitasi tambang. Namun, di luar zona perlindungan, satu proyek besar tetap berjalan. Di sisi lain, perusahaan yang terkena pencabutan izin mulai menempuh jalur hukum demi membalikkan keputusan. Para pelaku pasar kini mencermati potensi efek berantai terhadap pasokan dan harga nikel, komoditas krusial dalam rantai pasok baterai kendaraan listrik dunia. “Kasus Raja Ampat menunjukkan semakin kuatnya keterkaitan antara faktor ESG, kepentingan masyarakat lokal, dan dinamika pasar global,” kata David Barrett, CEO EBC Financial Group (UK) Ltd. “Bagi pelaku pasar dan investor, ini jadi peringatan bahwa pasar komoditas, terutama di sektor strategis seperti nikel, sangat rentan terhadap tekanan kebijakan lingkungan.” Meski Raja Ampat bukan wilayah produksi utama, keputusan ini mencerminkan pergeseran kebijakan Indonesia menuju tata kelola lingkungan yang lebih ketat. Sinyal ini penting bagi investor yang mencermati arah jangka panjang kebijakan di sektor komoditas. Mengapa Penting bagi Pelaku Pasar "Trader perlu waspada, bukan hanya terhadap volatilitas harga komoditas, tapi juga potensi dampaknya terhadap rupiah, pasar saham, hingga profil risiko ESG Indonesia secara keseluruhan," kata David Barrett, CEO EBC Financial Group (UK) Ltd. Ia menilai, reli harga nikel belakangan ini bisa menutupi risiko volatilitas yang lebih dalam, terutama jika ketidakpastian hukum dan arah kebijakan terus bergulir dan mengganggu ekspektasi sisi pasokan. Sebagai penyumbang sekitar 6,8 persen dari total ekspor nasional pada 2024, nikel memainkan peran penting dalam surplus dagang Indonesia. Penurunan produksi akibat pencabutan izin bisa berdampak pada penurunan pendapatan ekspor, memberi tekanan tambahan pada nilai tukar rupiah (USD/IDR), dan memperlebar defisit transaksi berjalan. Bagi trader, ini berarti ada dua sisi risiko: gejolak jangka pendek di pasar valuta asing, serta potensi perubahan asumsi kebijakan moneter dalam jangka menengah. Menurut Investing News Network, harga nikel sempat anjlok ke titik terendah dalam lima tahun pada kuartal I 2025—turun hingga di bawah US$15.000 per metrik ton, dipicu kelebihan pasokan dari Indonesia dan kekhawatiran atas tarif dari Amerika Serikat. Meski kini harga kembali naik ke kisaran US$16.700 per ton, pergerakan ini mencerminkan betapa sensitifnya pasar terhadap guncangan pasokan dan kebijakan pemerintah. Langkah Indonesia menutup tambang di Raja Ampat menambah lapisan ketidakpastian baru, bukan sekadar soal volume produksi, tapi juga soal kepercayaan investor dan kejelasan arah regulasi. Jika sengketa hukum makin meluas atau terjadi pengurangan pasokan lebih lanjut, pasar bisa saja merespons secara agresif, dan memicu lonjakan harga berikutnya. Dengan meningkatnya pengawasan dari dana-dana global berbasis ESG terhadap sumber nikel, EBC menekankan pentingnya trader memantau perkembangan pasar sekaligus sinyal politik, karena dua hal ini akan menjadi penentu utama arah harga ke depan. Indonesia, Pusat Nikel Global Sepanjang 2024, Indonesia memproduksi sekitar 2,2 juta metrik ton nikel olahan, lebih dari separuh total pasokan global. Dominasi ini menempatkan Indonesia sebagai pemain paling berpengaruh di pasar nikel dunia. Artinya, setiap gangguan pasokan dari Indonesia berdampak langsung ke rantai pasok global, terutama untuk industri baterai kendaraan listrik dan manufaktur baja nirkarat, yang hingga kini masih menyerap lebih dari dua pertiga permintaan nikel global. Meski permintaan jangka panjang terus didorong oleh produksi baterai, kebutuhan terbesar terhadap nikel saat ini tetap berasal dari sektor baja nirkarat. Sekitar 75 persen jenis baja nirkarat membutuhkan nikel untuk menjaga struktur aloinya tetap stabil. Artinya, nikel menjadi bahan vital bagi industri berat, mulai dari otomotif, konstruksi, makanan dan minuman, alat kesehatan, minyak dan gas, hingga kedirgantaraan dan infrastruktur energi. Gangguan pasokan yang berkepanjangan dari Indonesia berpotensi memperketat ketersediaan global, meningkatkan biaya produksi, memperlambat laju industri, dan memicu tekanan inflasi di sektor komoditas industri secara lebih luas. Untuk wawasan lebih lanjut tentang pasar komoditas, kunjungi www.ebc.site.
EIN Newswire BRAK ZDJĘCIA
2025-07-02 | 12:55:15

Cairns Auto Works Launches Same-Day Roadworthy Certificates—A First for Cairns Drivers

Local mechanic shop Cairns Auto Works now offers same-day roadworthy certificates, streamlining safety checks for vehicle owners in Cairns.We’re proud to be the first in Cairns to offer this convenience for busy drivers.”— Ilja

Więcej ważnych informacji

Jedynka Newserii

Jedynka Newserii

Kongres Profesjonalistów Public Relations

Polityka

Unijne mechanizmy ułatwiają zwiększenie wydatków na obronność przez europejskie kraje NATO. Ważnym aspektem infrastruktura podwójnego zastosowania

Wydatki na obronność w krajach NATO mają wzrosnąć do 2035 roku do 5 proc. PKB. W dużej mierze będzie to możliwe dzięki Unii Europejskiej, która stworzyła ramy umożliwiające krajom członkowskim realizację celów NATO w zakresie obronności, nie tylko poprzez finansowanie i inwestycje, ale także poprzez elastyczność budżetową. – To pełna synergia, można powiedzieć, że Unia Europejska współfinansuje razem z państwami członkowskimi cele zdolnościowe NATO – ocenia Paweł Zalewski, sekretarz stanu w Ministerstwie Obrony Narodowej.

Ochrona środowiska

Rusza budowa lądowej infrastruktury dla projektów Bałtyk 2 i Bałtyk 3. Prąd z tych farm wiatrowych popłynie w 2027 roku

Ruszyła budowa lądowej infrastruktury dla morskich farm wiatrowych Bałtyk 2 i Bałtyk 3 rozwijanych przez Equinor i Grupę Polenergia. To przede wszystkim baza serwisowa w Łebie i dwie stacje elektroenergetyczne. Jednocześnie trwają przygotowania do rozpoczęcia prac na morzu. Pierwszy prąd z obu projektów popłynie w 2027 roku, a w kolejce czeka morska farma wiatrowa Bałtyk 1 – największy i najbardziej zaawansowany projekt II fazy rozwoju offshore.

Edukacja

Uczelnie zaczynają wspólnie walczyć ze zjawiskiem mobbingu i dyskryminacji. Ruszają badania nad skalą problemu

Szkoły wyższe chcą aktywniej walczyć ze zjawiskiem mobbingu i dyskryminacji zarówno wobec pracowników, jak i studentów. W ramach projektu Bezpieczna Uczelnia będą się wymieniać dobrymi praktykami w zakresie polityki antymobbingowej. Zostaną przeprowadzone także badania na temat obecnej sytuacji w środowisku akademickim. Dotychczasowe badania prowadzone przez Fundację Science Watch Polska wskazują, że mobbing to dość powszechne zjawisko na uczelniach, które przybiera charakterystyczne dla środowiska formy.

Partner serwisu

Instytut Monitorowania Mediów

Szkolenia

Akademia Newserii

Akademia Newserii to projekt, w ramach którego najlepsi polscy dziennikarze biznesowi, giełdowi oraz lifestylowi, a  także szkoleniowcy z wieloletnim doświadczeniem dzielą się swoją wiedzą nt. pracy z mediami.